Moch Dzikry Nur Alam Teori itu mudah, tapi praktek cukup sulit untuk dilakukan. Terkadang rasa malas dapat menghambat kita dalam mencapai suatu tujuan.

Bagaimana Hubungan Manusia di Zaman Saat Ini?

1 min read

Bagaimana Hubungan Manusia di Zaman Saat Ini

Manusia adalah makhluk spesial yang diciptakan tuhan sebagai pemimpin (khalifah) di bumi ini, mahkluk ini memiliki sifat yang sulit ditebak. Mereka mudah beradaptasi menyesuaikan kondisi sekitarnya (bertahan hidup).

Setiap generasi, manusia mempunyai cara hidup yang cukup beragam. Di zaman dulu misalnya manusia hidup secara berpindah-pindah dan berburu untuk kelangsungan spesiesnya.

Seiring berjalannya waktu, manusia pun semakin bertambah banyak hingga memasuki era modern seperti saat ini. Lantas bagaimana hubungan manusia saat ini?

Menurut pandangan saya manusia terkategori berdasarkan lingkungan dan tempat, misalnya di Eropa, hubungan manusia terhadap manusia lain cenderung lebih invidualis dan tidak bergantung dengan manusia lain. Hubungan mereka tergantung tingkat sosial dan hirarki (jabatan) yang telah dibuat untuk kesejahteraan bersama.

Di indonesia, presentase manusia yang individualis mungkin hanya sebagian kecil tak sebesar di eropa karena negara kita sendiri menganut sistem pancasila sosialisme yang memprinsipkan gotong-royong.

Gotong royong yang dimaksud ini adalah mereka tidak terlalu individualisme dan selalu bekerjasama untuk menghadapi masalah yang dialami oleh setiap manusia, meski begitu tidak semua orang peduli terhadap hal ini. Banyak juga yang apatis dan tidak peduli terhadap manusia lainnya, ini juga bergantung darimana masa kecil mereka dan cara mereka dibesarkan.

Di era modern seperti saat ini, manusia selalu bergerak berdasarkan informasi yang mereka ketahui. Dengan adanya teknologi canggih seperti smartphone, tv dan radio ini memudahkan segalanya untuk saling terhubung dengan manusia lain. Entah itu kerabat, saudara dan sebagainya.

Tentu hal ini, memudahkan kita untuk mengatur suatu kelompok hingga negara. Meski dimudahkan segalanya, kadang kita terlena dengan teknologi ini.

Teknologi yang canggih ini, cukup berdampak pada hubungan antar manusia. Contohnya seperti di zaman era yunani kuno manusia selalu berpikir kritis terhadap masalah-masalah yang menimpanya. Namun saat ini, manusia modern telah menciptakan kecerdasan buatan (AI – Artifical Intelegence) yang menumpulkan otak manusia untuk berbagai aspek.

Manusia saat ini bisa mencari berbagai informasi dengan sangat cepat, hitungan detik dan memudahkan kita untuk tidak saling bergantung satu sama lain. Meski begitu, kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan satu sama lain.

Permasalahan manusia saat ini adalah kesepian, kesepian adalah musuh alami manusia modern. Entah mengapa banyak orang kesepian di antaranya majunya teknologi yang memudahkan mereka untuk berkomunikasi.

Tak jarang, banyak diantaranya mereka yang hidup sendiri dan sangat jarang untuk berkomunikasi dengan orang lain di sekitarnya. Di jepang sendiri ini disebut sebagai hikikomori, fenomena ini tentu timbul dari individualisme yang selalu bergantung terhadap teknologi. Mereka beranggapan manusia itu membingungkan dan menutup diri dari manusia lainnya.

Kesimpulan

Di era saat ini, manusia menjadi lebih invidualisme yang sangat bergantung terhadap teknologi. Teknologi memudahkan kita semua untuk tetap terhubung sebagai makhluk sosial, namun penggunaan teknologi yang berlebihan mampu menumpulkan indra sosial kita sebagai manusia.

Kita terkadang bingung dengan berbagai kemudahan dan pilihan yang ada saat ini, menutup diri adalah salah satu opsi yang dipilih oleh manusia modern. Mereka akan hadir jika ada kepentingan yang menguntungkan masing-masing pihak, bagi manusia lain ini disebut sebagai kolaborasi.

Manusia modern ini memang unik, terlepas dari semua hal itu. Kita perlu berbenah diri dan terus berimprovisasi untuk menciptakan sebuah masa yang indah dan mengagumkan untuk kita dan manusia lainnya.

Moch Dzikry Nur Alam Teori itu mudah, tapi praktek cukup sulit untuk dilakukan. Terkadang rasa malas dapat menghambat kita dalam mencapai suatu tujuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *