Moch Dzikry Nur Alam Teori itu mudah, tapi praktek cukup sulit untuk dilakukan. Terkadang rasa malas dapat menghambat kita dalam mencapai suatu tujuan.

Sensasi dan Persepsi: Pengertian, Proses dan Faktor-faktornya

5 min read

Pengertian Sensasi dan Persepsi

Sensasi

1.1 Pengertian Sensasi

Sensasi pada dasarnya adalah tahap awal dalam menerima informasi. Istilah “sensasi” berasal dari Bahasa Latin, “sensatus,” yang artinya dianugerahi dengan indera atau intelek.

Dalam Bahasa Inggris, “sensasi” berasal dari kata “sense,” yang merujuk pada alat penginderaan yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Dalam konteks psikologi komunikasi, sensasi memiliki beberapa pengertian menurut para ahli:

  • Benyamin B. Wolman (1973, sebagaimana dikutip dalam Rakhmat 1994) menegaskan bahwa sensasi melibatkan interpretasi verbal, simbolik, atau konseptual terhadap rangsangan yang diterima melalui indera kita, yang mempengaruhi perasaan kita. Sensasi dengan menerima rangsangan melalui indra memegang peranan penting dalam mengoptimalkan kehidupan manusia.
  • Dennis Coon (1977) menjelaskan bahwa proses sensasi memerlukan organ indera yang mengubah informasi menjadi impuls saraf, disampaikan dalam bahasa yang mudah dipahami oleh otak.
  • Suparwi (2020), sensasi adalah proses mempersepsikan rangsangan dari lingkungan luar melalui deteksi dini energi fisik seperti cahaya, suara, panas, dan lain-lain, melalui alat indera. Sensasi merupakan pengalaman elementer yang segera dan prosesnya tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, maupun konseptual.

Secara umum, sensasi dapat dijelaskan sebagai elemen paling dasar dari kesadaran atas penerimaan informasi yang muncul melalui stimulus atau pengalaman indera, seperti panas, warna, sentuhan atau kenikmatan dari sebuah rasa. Sensasi dianggap sebagai pengalaman puncak yang bersifat pribadi dan spontan.

1.2 Proses Sensasi

Proses sensasi terjadi saat alat indera atau penginderaan menerima rangsangan tanpa makna. Proses ini dapat dijelaskan melalui konsep Stimulus-Organisme-Respons (SO-RS), yang melibatkan alat indera dan proses fisik.

Konsep proses ini memberikan gambaran yang baik mengenai bagaimana informasi dari lingkungan dapat diubah menjadi pengalaman yang kita sadari.

Proses dimulai dari rangsangan yang pertama kali mencapai alat indera atau reseptor, yang disebut sebagai proses kedalaman. Selanjutnya, stimulus mengalami proses fisiologis di mana syaraf sensorik mengirimkan informasi ke otak.

Tahap selanjutnya adalah proses psikologis di otak, yang memungkinkan organisme menyadari apa yang diterima melalui indera.

Ini tahap terakhir dari sensasi dan menghasilkan pengamatan atau sensasi yang sebenarnya. Ketika sensasi memasuki struktur yang lebih dalam pada sistem saraf, proses ini mulai berubah menjadi tahap persepsi.

1.3 Faktor yang Mempengaruhi Sensasi

Terdapat dua faktor yang memengaruhi sensasi pada individu, baik di dari faktor internal maupun eksternal.

  • Faktor Internal

Faktor internal lebih terkait dengan kinerja alat indera kita sendiri. Saat alat indera berfungsi dengan baik, penerimaan rangsangan menjadi lebih efisien, menghindari keragu-raguan, dan memungkinkan keterpaduan dengan sistem pengolahan, seperti syaraf dan otak.

  • Faktor Eksternal

Faktor eksternal dapat memengaruhi sensasi, seperti pada alat pendengaran. Ketika kita mendengar suara dari jarak yang cukup jauh, seringkali sulit untuk mendengarnya dengan jelas atau mungkin terdengar samar.

Begitu pula, lamanya rangsangan pada penglihatan dapat mempengaruhi persepsi seperti ketika melihat seseorang yang menarik berjalan di tengah kerumunan orang banyak, mungkin membuatnya terlihat jelas atau kabur. Ini adalah contoh faktor dari lingkungan luar yang dapat memengaruhi pengalaman indera kita.

Persepsi

2.1 Pengertian Persepsi

Secara etimologis, persepsi, atau yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai perception, berasal dari bahasa Latin “perceptio,” yang artinya menerima atau mengambil.

Beberapa ahli juga turut mengemukakan pendapat mengenai apa itu persepsi, diantaranya sebagai berikut:

  • Sarlito Wirawan Sarwono (1983:89) mendefinisikan persepsi sebagai kemampuan seseorang untuk mengorganisir pengamatan, termasuk kemampuan membedakan, mengelompokkan, dan memfokuskan.
  • Sondang P. Siagian (1989) menganggap persepsi sebagai proses di mana seseorang mengorganisir dan menginterpretasikan kesan sensorisnya untuk memberikan makna tertentu dalam lingkungannya.
  • Indrajaya (1986) dalam Prasilika, Tiara H. (2007:10) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana seorang individu mengatur, memanfaatkan, mengalami, dan mengolah perbedaan atau segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya.
  • Robins (1999:124), persepsi adalah suatu proses dimana individu mengatur dan menafsirkan kesan-kesan sensorik untuk memberi makna pada lingkungan sekitarnya.
  • Thoha (1999:123-124) mengartikan persepsi sebagai proses kognitif yang dialami setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.

Melalui berbagai pernyataan dari para ahli, bisa disimpulkan bahwa persepsi adalah proses di mana individu memahami atau memberikan makna terhadap informasi yang diterima dari stimulus.

Stimulus ini berasal dari penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan antar gejala, yang selanjutnya diolah oleh otak.

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu menerima stimulus seperti informasi, peristiwa, atau objek dari lingkungan sekitar. Individu kemudian memberikan makna atau arti pada stimulus tersebut, dan proses ini dikenal sebagai persepsi.

2.2 Proses Terjadinya Persepsi

Menurut Walgito (1989), persepsi terbentuk melalui serangkaian tahapan. Dimulai dari objek yang merangsang dan menyentuh alat indra atau reseptor, dikenal sebagai proses kealaman fisik.

Selanjutnya, rangsangan yang diterima oleh alat indra dikirimkan melalui syaraf sensoris ke otak, yang disebut proses fisiologis.

Selama proses di otak, individu menjadi menyadari rangsangan yang diterima oleh reseptor, dalam apa yang disebut sebagai proses psikologis. Pada tahap terakhir, individu sadar akan apa yang diterima melalui alat indra (reseptor).

2.3 Syarat Terjadinya Persepsi

Menurut Walgito (1989:54) terdapat tiga syarat terjadinya persepsi yaitu adanya objek yang dipersepsi, alat indra atau reseptor, serta adanya perhatian.

Proses persepsi melibatkan beberapa tahapan yang mencerminkan kompleksitas dan interaktivitasnya. Pertama-tama, terdapat stimulus atau situasi yang memicu timbulnya persepsi.

Baik melalui rangsangan indra langsung maupun melibatkan aspek lingkungan sosial dan fisik secara menyeluruh.

Selanjutnya, terdapat tahap registrasi di mana mekanisme fisik, termasuk proses penginderaan dan transmisi sinyal saraf, berperan dalam membentuk persepsi seseorang terhadap stimulus tersebut.

Proses interpretasi menjadi aspek kognitif krusial dalam persepsi. Interpretasi dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pembelajaran individu, motivasi, dan kepribadian, yang bervariasi antarindividu.

Oleh karena itu, orang yang berbeda dapat memberikan interpretasi yang berbeda terhadap informasi yang sama.

Langkah awal dalam proses persepsi adalah adanya perhatian dari individu. Persepsi tidak dapat terjadi tanpa adanya perhatian, sehingga individu perlu fokus pada objek yang sedang dihadapi.

Setelah memberikan perhatian, individu kemudian memproses informasi yang diterimanya melalui alat indra.

Umpan balik juga menjadi bagian penting dalam proses persepsi. Sebagai contoh, ketika seorang karyawan melaporkan hasil kerjanya kepada atasan, umpan balik yang diterima, misalnya melalui reaksi wajah atasan, dapat memengaruhi persepsi karyawan terhadap situasi tersebut.

2.4 Jenis Persepsi

Jenis persepsi melibatkan berbagai aspek terkait alat indera atau penginderaan, diantaranya termasuk:

  • Persepsi visual

Persepsi visual berasal dari indera penglihatan, yaitu mata, dan merupakan kemampuan awal yang berkembang pada bayi, memengaruhi pemahaman mereka terhadap dunia sekitar.

Persepsi ini terbentuk sebelum atau ketika melihat, bahkan saat hanya membayangkan objek, serta setelah berinteraksi dengan objek tersebut.

  • Persepsi auditori

Persepsi auditori, berasal dari indera pendengaran, yaitu telinga, memungkinkan seseorang memahami lingkungan berdasarkan apa yang didengarnya.

  • Persepsi perabaan

Persepsi perabaan, melibatkan indera perabaan, yaitu kulit, memungkinkan seseorang merasakan atau mempersepsikan objek melalui apa yang disentuh atau akibat sesuatu tersentuh pada kulit.

  • Persepsi penciuman

Persepsi penciuman, berasal dari indera penciuman, yaitu hidung yang memungkinkan seseorang mempersepsikan lingkungan sekitar melalui aroma atau bau.

  • Persepsi pengecapan

Persepsi pengecapan atau rasa, merupakan jenis persepsi yang berasal dari indera pengecapan, yaitu lidah, memungkinkan seseorang memahami atau mempersepsikan sesuatu berdasarkan rasa yang dirasakan.

2.5 Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Rahmatullah (2014), ada dua faktor yang memengaruhi persepsi seseorang, yakni faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah elemen yang memengaruhi persepsi dari dalam diri individu, melibatkan beberapa aspek berikut:

  • Fisiologis 

Informasi masuk melalui alat indera memengaruhi dan melengkapi usaha persepsi, yang dapat bervariasi antar individu, menghasilkan interpretasi yang berbeda terhadap lingkungan.

  • Minat

Minat seseorang terhadap suatu objek bervariasi berdasarkan sejauh mana energi atau kewaspadaan perseptual digunakan untuk memahaminya.

Perceptual vigilance mencerminkan kecenderungan individu untuk fokus pada stimulus tertentu, yang juga dapat disebut sebagai minat.

  • Kebutuhan yang searah

Kebutuhan yang sejalan juga memainkan peran, tercermin dalam seberapa kuat individu mencari objek atau pesan yang dapat memenuhi kebutuhannya.

  • Pengalaman dan ingatan

Pengalaman dan ingatan memiliki hubungan erat, di mana pengalaman seseorang sangat bergantung pada kemampuan untuk mengingat peristiwa masa lalu dan mengaitkannya dengan rangsangan secara menyeluruh.

  • Suasana hati

Suasana hati atau kondisi emosional mempengaruhi perilaku, menunjukkan bagaimana perasaan pada suatu waktu dapat memengaruhi cara seseorang menerima, merespons, dan mengingat informasi.

b. Faktor Eksternal

Faktor adalah faktor yang memengaruhi persepsi mencakup karakteristik lingkungan dan objek yang terlihat di dalamnya.

Elemen-elemen ini memiliki potensi untuk mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan memengaruhi pengalaman serta penerimaannya. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Ukuran dan posisi objek atau stimulus

Ukuran dan posisi objek atau stimulus memainkan peran penting dalam persepsi. Semakin besar hubungan suatu objek, maka akan semakin mudah dipahami.

Bentuk ini memengaruhi persepsi individu, dan melalui ukuran objek, perhatian individu dapat dengan mudah terfokus, membentuk persepsi secara efektif.

  • Warna dari objek-objek

Benda-benda yang mendapat lebih banyak pengaruh dari cahaya cenderung lebih mudah dipahami dibandingkan yang kurang terpapar cahaya.

  • Keunikan dan kekontrasan stimulus

Objek dengan penampilan yang lebih menonjol dari latar belakang dan sekitarnya dapat menarik perhatian, terutama jika terjadi di luar ekspektasi orang lain.

  • Intensitas dan kekuatan dari stimulus

Stimulus luar yang memberikan makna dan seringkali diperhatikan lebih intens dibandingkan yang hanya terlihat sekali. Kekuatan suatu stimulus mencerminkan kemampuan atau daya objek untuk memengaruhi persepsi.

  • Motion atau gerakan. 

Orang cenderung memberikan perhatian lebih besar pada objek yang bergerak dalam jangkauan pandangan daripada objek yang diam.

Daftar Pustaka

Parek. 1984. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.
Walgito, Bimo. 1989. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
Rahmatullah. 2014. Persepsi Mahasiswa terhadap Pengguna Produk Helm Merek GM (Studi Kasus pada Mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis). Palembang: Polsri.
Fitri, A. (2021). Psikologi kognitif. Jember: IAIN Jember. (diakses 14/12/2023 pada 05.00 WIB melalui https://serupa.id/sensasi-pengertian-reseptor-dan-proses-menurut-para-ahli/)
Suparwi, S. (2020). Pengantar psikologi kognitif. Salatiga: LP2M IAIN Salatiga. (diakses 14/12/2023 pada 05.00 WIB melalui https://serupa.id/sensasi-pengertian-reseptor-dan-proses-menurut-para-ahli/)
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125416-S-5609-Gambaran%20persepi-Literatur.pdf (diakses 14/12/2023 pada 05.00 WIB)
https://www.google.com/amp/s/dosenpsikologi.com/pengertian-sensasi-dalam-psikologi-komunikasi/amp (diakses 14/12/2023 pada 05.00 WIB)
https://www.academia.edu/9165832/Sensasi_dan_Presepsi (diakses 14/12/2023 pada 06.00 WIB)

 

Moch Dzikry Nur Alam Teori itu mudah, tapi praktek cukup sulit untuk dilakukan. Terkadang rasa malas dapat menghambat kita dalam mencapai suatu tujuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *