BELAJAR
1.1 Pengertian Belajar
Blogdzikry.com – Belajar merupakan aktivitas mental atau psikologis yang dilakukan seseorang dengan tujuan menghasilkan perubahan perilaku antara sebelum dan setelah proses belajar.
Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian belajar, diantaranya adalah sebagai berikut:
- Irwanto (1997:105) menyatakan bahwa belajar adalah transformasi dari tidak mampu menjadi mampu, terjadi dalam periode waktu tertentu.
- Mudzakir (1997:34), belajar adalah upaya atau kegiatan untuk mencapai perubahan dalam diri seseorang, melibatkan perubahan dalam tingkah laku, sikap, kebiasaan, pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya.
- Sumadi Suryabrata (1998:231), mengemukakan pendapatnya bahwa belajar paling efektif terjadi melalui pengalaman, di mana pelajar menggunakan semua pancainderanya. Pancaindera tidak hanya terbatas pada penglihatan, melainkan juga mencakup indra lainnya.
- Ihsana (2017:4) mendefinisikan belajar sebagai aktivitas di mana terjadi proses perubahan dari ketidaktahuan menjadi pengetahuan, ketidakpahaman menjadi pemahaman, dan ketidakmampuan menjadi kemampuan untuk mencapai hasil optimal.
- Logan et al. (1976), seperti yang dikutip dalam Sia Tjundjing (2001:70), mengartikan belajar sebagai perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman dan latihan.
- Winkel (1997:193) menyatakan bahwa pembelajaran pada manusia dapat diartikan sebagai aktivitas mental atau psikis yang terjadi melalui interaksi aktif dengan lingkungan, menghasilkan perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan tersebut bersifat relatif konstan dan memberikan dampak jangka panjang.
- Moh. Surya (1981:32), belajar dapat didefinisikan sebagai upaya individu untuk mengalami perubahan dalam perilaku secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu tersebut dalam interaksinya dengan lingkungan.
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan usaha sadar individu untuk mengalami perubahan dari ketidaktahuan menjadi tahu, dari yang awalnya tidak bersikap menjadi bersikap benar, dan dari ketidak mahiran menjadi terampil dalam melakukan sesuatu. Belajar bukan hanya tentang menyusun pengetahuan atau informasi.
Melainkan juga tentang mengajak individu untuk aktif menciptakan atau merevisi apa yang mereka pelajari. Sehingga hal ini menjadikannya pengalaman yang bernilai untuk diri mereka sendiri.
Baca juga : Pengertian Sensasi dan Persepsi dalam Psikologi
Pembelajaran adalah sistem yang mendukung individu dalam proses belajar dan berinteraksi dengan sumber pembelajaran.
Sementara teori belajar merujuk pada serangkaian pernyataan umum yang digunakan untuk menggambarkan realitas pembelajaran.
TEORI BELAJAR
2.1 Classical Conditioning
Teori classical conditioning menurut Ivan Pavlov adalah suatu proses di mana stimulus pertama yang awalnya tidak menimbulkan respon khusus dapat dihubungkan dengan stimulus kedua yang dapat menimbulkan respon. Akibatnya, stimulus awal juga dapat memicu respon tersebut.
Adapun contohnya menurut teori classical conditioning, semisal kita sering mendengar musik favorit saat berada dalam suasana hati yang baik atau sedang bahagia.
Seiring waktu, musik favorit tersebut bisa dianggap sebagai stimulus yang dapat memicu perasaan kebahagiaan karena terasosiasi dengan pengalaman positif.
Berikut alur skema classical conditioning :
- Musik favorit -> tidak ada respon
- Musik favorit + mood baik -> perasaan bahagia
- Musik favorit -> perasaan bahagia
2.2 Operant Conditioning
Teori operant conditioning menurut B.F. Skinner adalah sebuah pemahaman yang mengedepankan peran konsekuensi perilaku dalam membentuk dan mempertahankan perilaku.
Skinner menitikberatkan pada reinforcement (penguatan) dan punishment (hukuman) sebagai faktor utama yang mempengaruhi kecenderungan suatu perilaku untuk berulang atau berkurang.
Dalam aspek ini, “operant” merujuk pada perilaku yang dapat diubah oleh konsekuensi yang menyertainya.
Menurut teori operant conditioning ini, Skinner menganggap reward atau reinforcement sebagai elemen utama dalam proses pembelajaran. Manusia cenderung belajar respons yang diikuti oleh reinforcement.
Contoh dari proses teori ini adalah ketika seseorang diberi penghargaan saat berperilaku sesuai yang diinginkan, mereka cenderung mempertahankan perilaku tersebut di masa depan, membentuk kebiasaan.
Sebaliknya, jika ada hukuman karena perilaku yang tidak diinginkan, individu akan berupaya menghindari atau mengurangi perilaku tersebut.
2.3 Observational Conditioning
Albert Bandura menjelaskan bahwa observational learning adalah suatu proses kognitif yang melibatkan beberapa aspek seperti bahasa, moralitas, pemikiran, dan pengaturan diri dari perilaku seseorang.
Dengan kata lain, individu tidak hanya sekedar meniru atau mengkopi secara otomatis setelah mengobservasi lingkungannya. Bandura menyebutkan ada empat proses yang mempengaruhi observational learning, yaitu:
1. Proses Perhatian (Attentional Process)
Sebelum suatu perilaku dapat dipelajari dari model, model harus terlebih dahulu melaksanakannya. Pembelajaran terbatas pada apa yang dapat diobservasi, yang selanjutnya terkait dengan kapasitas sensorik seseorang.
2. Proses Retensi (Retentional Process)
Untuk memastikan informasi yang diperoleh bermanfaat, informasi tersebut harus disimpan secara simbolis melalui dua cara, yaitu imajiner dan verbal.
Materi yang bermakna bagi model dan bisa menambah pengalaman sebelumnya, akan lebih mudah untuk diingat.
Cara lain untuk memudahkan model mengingat adalah dengan membayangkan perilaku atau sikap model atau bisa juga dengan mempraktikkan.
3. Proses Produksi Perilaku (Behavioral Production Process)
Proses produksi perilaku menentukan sejauh mana segala sesuatu yang telah dipelajari akan tercermin dalam perilaku.
Seseorang dapat belajar melalui observasi, tetapi kemampuan untuk meniru perilaku tersebut tergantung pada ketersediaan elemen kunci, seperti dalam contoh seekor monyet yang bergelantungan dari pohon ke pohon memerlukan ekor.
4. Proses Motivasi (Motivational Process)
Untuk melihat apakah model mempraktikkan apa yang sudah dipelajari atau tidak, hal tersebut tergantung pada motivasinya. Hal tersebut bisa dikaitkan dengan adanya reinforcement.
Baca juga : Pengertian Psikologi, Sejarah dan Aliran-alirannya
Reinforcement memiliki dua fungsi, yang pertama adalah menciptakan penghargaan ketika bertindak seperti model yang menerima reinforcement. Kedua, menyediakan motivasi dengan memberikan alasan untuk menerapkan apa yang telah dipelajari.
Daftar Pustaka
Hergenhahn & Olson. (2015). Theories of Learning. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Sumadi, Suryabrata. (1998). Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Winkel, WS (1997). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia. Irwanto. (1997). Psikologi Umum. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007), Cet10, hlm. 21 Jurnal Arrabona | Volume 5, Nomor 1, (Agustus, 2022) Buletin Psikologi, Tahun XII, No. 1, Juni 2004 https://umsu.ac.id/teori-belajar-dan-penerapannya-dalam-pembelajaran/ (diakses pada tanggal 13 Desember 2023 pukul 20.00 WIB) https://mahasiswa.ung.ac.id/441412082/home/2013/2/23/pengertian_belajar_menurut_para_ahli.html (diakses pada tanggal 13 Desember 2023 pukul 20.00 WIB) https://itp.psikologi.ui.ac.id/2017/07/03/classical-conditioning-by-ivan-pavlov/ (diakses pada tanggal 13 Desember 2023 pukul 20.00 WIB) https://journal.ptiq.ac.id/index.php/iq/article/view/135 (diakses pada tanggal 13 Desember 2023 pukul 20.00 WIB)
Everything is very open with a clear clarification of the challenges. It was truly informative. Your website is very useful. Many thanks for sharing!