EMOSI
1.1 Pengertian Emosi
Blogdzikry.com – Emosi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata emutus atau emovere yang memiliki arti sebagai sesuatu yang mendorong terhadap sesuatu.
Secara umum pengertian tersebut juga telah disebutkan oleh beberapa tokoh. Terdapat beberapa pengertian emosi berdasarkan para tokoh diantaranya sebagai berikut:
a. Menurut Wikipedia
Emosi merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan suatu kondisi mental atau fisiologis yang berkaitan dengan perasaan pikiran dan perilaku.
b. Menurut Ensiklopedia Bebas
Emosi merupakan suatu pengalaman yang subjektif dan bisa dialami oleh seseorang dengan sudut pandang individu.
Emosi sering berkaitan dengan psikologi lain misalnya saja seperti suasana hati, temperamen, kepribadian seseorang, atau bahkan disposisi.
c. Menurut James and Lange
Tokoh James dan lange menyatakan bahwa emosi bisa timbul karena dipengaruhi oleh perubahan jasmaniah atau dikarenakan kegiatan individu.
Contohnya adalah ketika seseorang menangis dikarenakan kesedihan atau seseorang yang tertawa karena kegembiraan.
d. Menurut Syamsudin
Sedangkan menurut tokoh bernama Syamsudin, emosi merupakan suatu kondisi suasana yang lebih rumit dan berasal dari getaran jiwa yang menyertai suatu kejadian yang dialami oleh individu.
e. Lindsley
Menurutnya emosi bisa terjadi karena pekerjaan yang terlalu berat atau keras sehingga menyebabkan susunan saraf pada otak mengalami tekanan dan frustasi, dan susunan saraf yang terlalu bekerja keras akan menyebabkan keluarnya kelenjar-kelenjar yang akan meningkatkan kinerja otak serta menyebabkan emosi.
Dari beberapa tokoh tersebut bisa disimpulkan bahwa emosi adalah suatu kondisi di mana tubuh melakukan respon dari suatu kejadian.
Emosi bukan hanya tentang kemarahan atau kesedihan akan tetapi rasa bahagia juga masuk dalam emosi.
1.2 Fungsi Emosi
Emosi sendiri memiliki 7 fungsi bagi kehidupan manusia diantaranya sebagai berikut:
- Memunculkan respon otomatis untuk persiapan dalam menghadapi krisis.
- Membantu menyesuaikan reaksi dengan suatu kondisi.
- Mengkomunikasikan suatu niat terhadap orang lain.
- Memunculkan tindakan yang ditunjukkan untuk mencapai suatu tujuan.
- Meningkatkan hubungan sosial.
- Membantu meningkatkan daya ingat.
- Dapat mempengaruhi memori sehingga membantu mengevaluasi suatu kejadian.
1.3 Komponen Emosi
Terdapat empat komponen emosi yang bisa diketahui yaitu sebagai berikut:
- Stimulus
Seseorang akan mengalami suatu emosi apabila terdapat stimulus atau yang mendorong suatu reaksi.
- Perasaan
Perasaan merupakan suatu pengalaman yang disadari oleh seseorang baik secara positif atau secara negatif sehingga membuat seseorang menjadi lebih awas atau sensitif.
- Rangsangan fisiologis
Ketika seseorang mengalami suatu emosi tertentu, maka nantinya juga akan mengalami respon tubuh secara nyata.
- Respon perilaku
Selain terjadi respon tubuh maka juga akan terjadi suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk merespon emosi yang terjadi.
1.4 Teori – Teori Emosi
Dalam ilmu psikologi terdapat beberapa teori-teori emosi yang membuat seseorang akan lebih mudah untuk memahaminya. Berikut adalah teori-teori tersebut:
1. Common Sense
Teori ini menyebutkan bahwa suatu stimulus akan mendorong emosi yang kemudian akan menghasilkan suatu perasaan dan perasaan tersebut akan menghasilkan sebuah perusahaan fisiologi serta perilaku.
2. Teori James- Lange
Pada teori ini, stimulus dapat memprovokasi suatu emosi secara langsung untuk kemudian dapat menghasilkan sebuah perubahan fisiologi serta perilaku, serta kemudian akan terjadi peristiwa yang menghasilkan emosi.
3. Teori Cannon-Bard
Disebutkan bahwa stimulus bisa menyebabkan emosi yang mengaktifkan pusat otak yang disebut dengan ”thalamus” yang kemudian mengirimkan pesan ke korteks secara bersamaan, lalu menghasilkan suatu perasaan emosi untuk organ tubuh, gairah, otot rangka, serta perilaku.
4. Teori 2 Faktor Schacter – Singer
Teori ini menyebutkan bahwa seseorang memiliki emosi ketika terdapat dua faktor yang muncul yaitu dibangkitkan secara fisiologis dan kemudian menafsirkan emosi berdasarkan situasi yang terjadi.
5. Facial Feedback Hypothesis
Teori ini menyebutkan bahwa otot pada wajah akan mengirim pesan pada otak kemudian keduanya akan mengidentifikasi suatu emosi yang akan dirasakan kemudian mengintensifkan hal tersebut.
6. Lazarus” Cognitive Theory
Berdasarkan sebuah penilaian kognitif seseorang akan memutuskan apabila situasi positif, negatif, atau bahkan netral. Penilaian positif atau penilaian negatif akan menyebabkan gairah fisiologis serta rasa emosi.
1.5 Macam – Macam Emosi
Menurut seorang tokoh bernama Wundt, ternyata emosi memiliki beberapa jenis. Di sini terdapat tiga pasang kutub emosi yang umumnya terjadi kepada seseorang yaitu:
- Emosi senang berpasangan dengan emosi tak senang.
- Emosi tegang yang berpasangan dengan emosi tak tegang.
- Emosi semangat yang berlawanan dengan emosi tenang.
Emosi bisa menyebabkan seseorang mengalami kondisi yang penuh dengan kebahagiaan akan tetapi juga ada yang justru mengalami keputus asaan yang mendalam. Seseorang yang merasa bahagia disebut sedang mengalami emosi positif.
Emosi yang positif ini akan membuat organ-organ di dalam tubuh berfungsi dengan baik. Bahkan emosi positif ini akan sangat berpengaruh terhadap kondisi kehidupan seseorang.
Banyak sekali kondisi kesehatan yang kemudian menjadi semakin baik karena seseorang mampu mengelola emosi agar selalu positif. Rangsangan-rangsangan yang positif tersebut akan membuat keseimbangan pada tubuh.
Baca Juga : Pengertian Motivasi dan Proses Terjadinya Motivasi
Berbeda dengan emosi negatif seperti emosi marah, gelisah, cemas, benci, putus asa, dendam dan lain sebagainya.
Kondisi emosi seperti juga akan sangat berpengaruh negatif pada organ tubuh sehingga tidak berfungsi dengan baik. Hubungan emosi dengan kesehatan sangatlah erat. Suatu kondisi tubuh bisa semakin lemah dan mudah terserang penyakit ketika tubuh sering mengalami emosi negatif.
1.6 Ekspresi Emosi
Ketika seseorang mengalami emosi, maka akan muncul perubahan-perubahan yang menunjukkan atau menjadi ekspresi emosi.
Beberapa perubahan-perubahan tersebut terkadang tidak selalu ditunjukkan dari ekspresi wajah akan tetapi juga pada perubahan di bagian tubuh lain.
Berikut ini adalah contoh-contoh ekspresi emosi yang sering muncul:
- Reaksi elektris pada kulit bisa muncul ketika seseorang merasa kagum atau terpesona dengan suatu hal misalnya saja dengan pasangan.
- Peredaran darah bisa semakin cepat apabila seseorang sedang marah.
- Denyut jantung juga akan cenderung lebih cepat ketika seseorang merasa kaget atau terkejut.
- Pernafasan menjadi tidak normal misalnya saja menjadi semakin panjang atau cepat apabila seseorang mengalami kekecewaan bahkan mengalami kemarahan.
- Air liur keluar secara berlebihan ketika seseorang merasa tegang atau takut.
- Bulu Roma berdiri ketika seseorang merasa takut dengan sesuatu.
- Otot menjadi lebih tegang atau bahkan bergetar ketika merasa grogi.
- Kondisi pencernaan bisa mengalami masalah secara tiba-tiba misalnya sakit perut atau bahkan diare ketika merasa tegang.
- Perubahan warna kulit di wajah misalnya menjadi semakin memerah ketika seseorang merasa malu.
- Komposisi dalam darah juga bisa berubah karena adanya kelenjar-kelenjar yang aktif akibat suatu kondisi emosional tertentu.
1.7 Perasaan dan Emosi
Perasaan dan emosi saling berkaitan erat, akan tetapi masing-masing memiliki pengertian tersendiri. Berikut adalah pengertian dari perasaan dan kaitannya dengan emosi:
1. Perasaan
- Suatu perasaan merupakan gejala psikis yang subjektif.
- Perasaan seringkali berhubungan dengan gejala-gejala mengenal.
- Perasaan dapat dialami ketika seseorang merasa senang atau tidak senang pada level tertentu.
Perasaan dibagi menjadi dua jenis yaitu perasaan jasmaniah dan perasaan rohaniah:
a. Perasaan Jasmaniah
- Perasaan indriah, atau yang berhubungan dengan berbagai macam panca indra.
- Perasaan vital, merupakan perasaan yang berhubungan dengan perasaan segar, tidak berdaya, dan lain sebagainya.
b. Perasaan Rohaniah
Perasaan rohaniah merupakan perasaan yang luhur dan biasanya berhubungan dengan kejiwaan seseorang. Misalnya saja seperti:
- Perasaan Keagamaan, merupakan suatu perasaan yang berhubungan dengan agama.
- Perasaan Intelektual, perasaan ini biasanya berhubungan dengan hasil pemikiran.
- Perasaan Kesusilaan, perasaan ini akan berhubungan dengan kesopanan dan tata krama.
- Perasaan Keindahan, perasaan yang muncul dan berhubungan dengan seni atau keindahan.
- Perasaan Sosial, perasaan ini berhubungan dengan kehidupan sosial sesama manusia.
- Perasaan Harga Diri, perasaan ini merupakan sesuatu yang berhubungan dengan penilaian orang lain terhadap diri pribadi.
Perasaan Menurut Linschoten
Menurut teori dari seorang tokoh ini, perasaan bisa dipahami seperti pada penjelasan berikut ini:
- Suasana Haru : Perasaan yang bisa berlangsung lama dan dapat dibedakan dibedakan menjadi rasa gembira, rasa acuh tak acuh, rasa murung, rasa timbul dan hilang di antara perasaan rasa acuh dan netral.
- Perasaan secara sempit: Dapat diartikan sebagai suatu rasa yang berkaitan dengan konfrontasi antara rasa harga diri dan harga yang lain sehingga bisa menimbulkan nilai berbeda pada seseorang. Contohnya adalah seseorang melihat sesuatu kemudian si A merasa sangat tertarik, sedangkan si B merasa sangat sebal maka hal ini akan sangat tergantung pada seseorang tersebut.
- Emosi juga bisa diartikan sebagai sesuatu rasa yang menyimpang dari hal normal sehingga terkadang sulit dikuasai atau sangat tergantung dengan lingkungan.
Perbedaan antara Emosi dan Perasaan
Perbedaan antara emosi dan perasaan ada pada intensitas dan gangguan yang ditimbulkan.
- Emosi biasanya memiliki intensitas yang lebih kuat daripada perasaan.
- Emosi juga bisa menyebabkan gangguan organis sedangkan perasaan yang muncul nggak akan menyebabkan gangguan.
Dari sini bisa disimpulkan bahwa emosi dan perasaan memang berbeda akan tetapi saling berkaitan. Emosi memiliki intensitas yang lebih kuat serta bisa menyebabkan gangguan pada organ. Perasaan cenderung lebih ringan serta tidak menyebabkan gangguan negatif pada tubuh.
Macam Perasaan
Terdapat dua macam perasaan, yaitu simpati dan empati.
- Simpati : Suatu kecenderungan untuk merasakan seperti apa yang dirasakan oleh orang lain.
- Empati : Suatu perasaan yang muncul seolah-olah ikut ingin ambil bagian dari apa yang dirasakan oleh orang lain sehingga orang yang melihat seolah-olah mengikuti atau mengalami hal tersebut.
1.8 Gangguan Emosi
Gangguan Emosi adalah suatu kondisi yang ciri-cirinya adalah respon emosional terlalu kuat atau terlalu lemah ketika ada pada situasi tertentu. Terdapat dua jenis gangguan emosi yaitu gangguan menarik diri dan gangguan kecemasan.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan emosi yaitu seperti kegagalan orang tua dalam membimbing anak, pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan dalam pergaulan sehingga merasa tidak aman, pernah mengalami trauma psikologis atau efek modeling yang diberikan orang tua karena terlalu melindungi.
Baca Juga : Macam Intelegensi dan Faktor yang Mempengaruhinya
Emosi memang memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan. Kemampuan dalam berinteraksi atau bereaksi secara emosional akan menunjukkan apakah seseorang memiliki emosi yang normal atau memiliki gangguan.
Bisa diambil kesimpulan bahwa gangguan Emosi adalah suatu kekacauan dalam kerusakan, ketidak revanan, tidak terorganisasi dalam berperilaku yang tidak efektif, dan tidak kegembiraan.
Gejala Gangguan Emosi
Ketika seseorang mengalami gangguan emosi, maka akan menunjukkan beberapa gejala, berikut adalah gejala gangguan emosi menurut Goleman tahun 2000:
1. Depresi
Gejala ini muncul ketika seseorang merasa sedih kurang minat dalam berkegiatan, apatis dan bahkan tertutup secara sosial beserta pesimis. Gejala ini termasuk gejala negatif dan membuat seseorang tidak berenergi, tampak lelah, banyak mengeluh akan keadaan tubuh, penurunan prestasi dan lain sebagainya.
2. Kecemasan Berlebihan
Kondisi ini terjadi ketika penderitanya terpisah dari pengasuh utama misalnya orang tua atau teman hingga menyebabkan khawatir, gelisah, mudah tersinggung, kurang konsentrasi, mudah lelah, dan sangat waspada.
3. Gangguan perilaku
Gejala ini muncul ketika seseorang melakukan perkelahian, pemberontakan, intimidasi, secara lisan mencela orang lain, konflik dan lain sebagainya.
1.9 Kecerdasan Emosi
Emosi merupakan sesuatu yang terjadi pada setiap manusia. Akan tetapi setiap orang juga memiliki kecerdasan emosi.
Pengertian Kecerdasan Emosi
Menurut istilah, kecerdasan emosi merupakan suatu kemampuan untuk memantau perasaan sosial, kemudian memilah-milah hal tersebut dan menggunakan informasi yang didapat untuk membimbing pikiran serta tindakan ( Yulisubandi, 2009).
Kecerdasan emosional bisa sangat dipengaruhi lingkungan sehingga seringkali tidak tetap atau dapat berubah-ubah.
Aspek Kecerdasan Emosi
Menurut tokoh bernama Goleman terdapat beberapa aspek kecerdasan emosi yaitu:
1. Mengenali Emosi Diri
Kemampuan untuk mengenali emosi diri sendiri merupakan dasar dari kecerdasan emosional yang menunjukkan bahwa seseorang sadar pada emosinya sendiri.
2. Mengelola Emosi
Mengelola Emosi adalah sebuah kemampuan untuk menangani perasaan agar bisa diungkapkan dengan tepat sehingga bisa menciptakan keseimbangan dalam diri seseorang.
3. Memotivasi Diri Sendiri
Kemampuan ini adalah suatu ketekunan untuk bisa menahan diri dan mengendalikan dorongan hati sehingga akan memberikan motivasi positif seperti gairah, antusiasme, optimis, dan keyakinan diri.
4. Mengenali Emosi Orang Lain
Hal ini merupakan suatu kemampuan yang juga sering disebut dengan empati yaitu peduli terhadap orang lain dan menunjukkan sinyal-sinyal sosial yang mengisyaratkan bahwa orang tersebut peka dengan perasaan orang lain.
5. Membina Hubungan
Ini adalah sebuah kemampuan atau keterampilan untuk popularitas, keberhasilan dan kepemimpinan pribadi.
Seseorang yang memiliki kecerdasan emosi biasanya mampu menjalani kehidupan dengan seimbang. Emosi negatif yang terlalu sering muncul, bisa menandakan bahwa orang tersebut memiliki kecerdasan emosi yang kurang baik.
Ciri dari orang yang memiliki kecerdasan emosi, biasanya mereka akan lebih mampu mengontrol diri dan memotivasi diri untuk melakukan hal-hal yang positif.
Meskipun terkadang ada hal-hal negatif yang terjadi, akan tetapi emosi masih bisa dikontrol dan bukan dikontrol oleh emosi.
Memahami tentang emosi, akan memberikan pengetahuan yang bermanfaat agar seseorang lebih berhati-hati mengelola emosi di dalam diri.
Meskipun emosi berkaitan dengan perasaan, akan tetapi ternyata emosi akan mempengaruhi fisik secara nyata.
Hal yang dikhawatirkan ketika seseorang tidak mampu mengontrol emosi negatif adalah bisa mengalami dampak-dampak negatif pada tubuh terutama pada kesehatan.
Daftar Pustaka
https://staffnew.uny.ac.id/upload/198108052009122005/pendidikan/8mpertemuan-10-emosi.ppt (diakses pada tanggal 14 Desember, pukul 13.00 WIB) https://ocw.upj.ac.id/files/Slide-PSI-103-Psikologi-Umum-II-Emosi.pdf (diakses pada tanggal 14 Desember, pukul 13.10 WIB) https://onlinelearning.binus.ac.id/2022/03/01/5-komponen-kecerdasan-emosional-untuk-tingkatkan-kemampuan-bersosialisasi/ (diakses pada tanggal 14 Desember, pukul 13.30 WIB) Goleman, Daniel. 2000. Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Groth & Marnat. 1984. Handbook pf Psychological Assesment. New York: Van Nostrand Reinhold Company. Koppitz, EM. 1963. The Bender Gestalt Test for Young Children, Volume I, Research and Application. New York : Grune & Stratton, Inc. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. Puspitawati, Ira. 1995. Estimasi Kemampuan Visual