Moch Dzikry Nur Alam Teori itu mudah, tapi praktek cukup sulit untuk dilakukan. Terkadang rasa malas dapat menghambat kita dalam mencapai suatu tujuan.

Intelegensi: Pengertian, Macam & Faktor yang Mempengaruhinya

6 min read

Pengertian Intelegensi dan Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi

Pengertian Intelegensi

Teori intelegensi pertama kali diperkenalkan oleh Charles Darwin yang merupakan pencetus teori evolusi. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan pengertian intelegensi itu?

Secara umum, intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk belajar dari pengalaman dan berusaha menyelesaikan masalah dengan mengandalkan pengetahuan yang efektif untuk beradaptasi dengan lingkungan maupun kondisi baru.

Kata intelegensi berasal dari bahasa Inggris, yaitu intelligence yang juga berawal dari bahasa Latin intellectus dan intellegere atau intelligentia.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa Charles Darwin merupakan tokoh yang memperkenalkan teori intelegensi.

Baca Juga : Pengertian Teori Memori dan Proses Terjadinya Memori

Namun beberapa sumber yang lain menyebutkan bahwa Spearman dan Wynn Jones Pol adalah yang pertama kali mengemukakan teori intelegensi pada tahun 1951.

Spearman dan Wynn menjelaskan bahwa terdapat konsep lama tentang suatu kekuatan atau power yang dapat melengkapi akal dan pikiran manusia yang tunggal dengan pengetahuan sejati.

Kekuatan tersebut disebut sebagai nous dalam bahasa Yunani dan pengguna dari kekuatan tersebut disebut dengan nama noeseis.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), intelegensi adalah daya reaksi atau penyesuaian yang tepat serta cepat, baik itu dalam fisik maupun mental pada pengalaman yang baru, dan membuat pengalaman serta pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang siap untuk digunakan jika dihadapkan pada suatu fakta atau kondisi baru, dan bisa pula dikatakan sebagai kecerdasan.

Menurut bahasa Yunani, intelegensi diartikan sebagai perilaku atau aktivitas yang menjadi wujud dari daya maupun potensi ketika memahami sesuatu.

Sedangkan David Wechsler mendefinisikan intelegensi sebagai suatu kemampuan yang digunakan oleh individu untuk bertindak dengan terarah serta berpikir dengan cara yang rasional dan menghadapi lingkungan dengan cara yang efektif.

Wechsler menyimpulkan intelegensi secara garis besar, yaitu suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional.

Oleh karena itu, intelegensi tidak dapat diamati secara langsung dan harus disimpulkan dengan berbagai macam tindakan nyata yang menjadi manifestasi dari sebuah proses berpikir rasional.

Sementara itu, Edward Thorndike mengartikan intelegensi sebagai suatu kemampuan yang dimiliki oleh individu untuk memberikan respon yang tepat dan baik terhadap stimulasi yang akan diterima oleh individu tersebut.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa intelegensi adalah kemampuan kecerdasan manusia yang melibatkan proses berpikir rasional dan efektif untuk mampu merespon terhadap situasi dan lingkungan.

Perlu digaris bawahi bahwa intelegensi bukan suatu hal yang statis, melainkan suatu hal yang bisa berkembang melalui proses belajar dan pengalaman seseorang.

Macam – macam Intelegensi

Intelegensi atau kecerdasan yang dimiliki seseorang tidak selalu sama dengan yang dimiliki individu yang lain. Oleh karena itu, intelegensi dikenal dalam beberapa jenis yang berbeda. Berikut adalah macam-macam intelegensi:

1. Intelegensi Verbal-Linguistik

Kecerdasan atau intelegensi verbal-linguistik adalah jenis kecerdasan yang berhubungan dengan bahasa. Orang yang memiliki kecerdasan ini secara dominan biasanya punya kemampuan yang bagus dalam membaca dan menulis. Orang yang demikian juga punya kegemaran dalam bidang tersebut.

2. Intelegensi Logika-Matematik

Intelegensi logika-matematik adalah kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan berpikir secara ilmiah. Contohnya adalah kemampuan memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan angka, simbol dan kemampuan menggabungkan informasi yang terpisah atau terpecah.

3. Intelegensi Visual-Spasial

Kecerdasan visual-spasial berhubungan dengan tingkat visual seseorang. Kemampuan yang termasuk dalam kecerdasan ini adalah kemampuan di bidang kesenian, seperti keahlian menggambar dan melukis.

Baca Juga : Pengertian Teori Belajar menurut Para Ahli

Kecerdasan ini juga berhubungan dengan kemampuan navigasi, membaca peta, hingga membayangkan objek dari sudut pandang yang berbeda dari orang lain.

4. Intelegensi Kinestetik Tubuh

Intelegensi kinestetik tubuh adalah kemampuan yang berhubungan dengan penggunaan anggota tubuh untuk mengekspresikan emosi dan perasaannya.

Jenis kecerdasan kinestetik tubuh disebut juga dengan istilah body language. Jenis kemampuan yang termasuk kecerdasan jenis ini antara lain menari, olahraga hingga keterampilan dalam mengemudikan kendaraan.

5. Intelegensi Ritme Musikal

Kecerdasan ritme musikal mencakup orang-orang yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam mengenali pola nada, irama dan berbagai jenis bunyi.

Orang dengan kecerdasan ritme musikal yang tinggi biasanya memilih profesi sebagai penyanyi, pemusik, guru musik, penulis lagu hingga komposer.

6. Intelegensi Intrapersonal

Intelegensi intrapersonal merupakan kecerdasan yang fokus pada pengetahuan diri, refleksi dan kontrol emosi hingga kesadaran rohani.

Seseorang yang dominan dalam kecerdasan jenis ini akan lebih cocok berada di bidang psikologi, misalnya sebagai psikiater atau penasihat rohani.

7. Intelegensi Interpersonal

Jika intelegensi intrapersonal berkaitan dengan diri sendiri, maka intelegensi jenis yang berikutnya ini berhubungan dengan relasi diri terhadap orang lain.

Intelegensi interpersonal berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam menjalin komunikasi dengan orang lain baik secara verbal maupun non-verbal. Orang dengan kecerdasan ini biasanya punya rasa empati yang tinggi terhadap sesama.

8. Intelegensi Emosional

Intelegensi emosional yaitu kecerdasan yang berhubungan dengan kekuatan emosional serta kecakapan sosial.

Baca Juga : Kelebihan dan Kekurangan ShopeePay

Kemampuan mental ini bermanfaat untuk bisa mengenali dan memahami perasaan orang lain. Hingga akhirnya kemampuan tersebut berguna untuk mengatur perasaan diri sendiri.

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Intelegensi

Seperti disebutkan sebelumnya bahwa intelegensi atau kecerdasan bukan suatu hal yang bersifat statis. Kecerdasan seseorang dapat berkembang dan mengalami perubahan. Perkembangan dan perubahan kecerdasan itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti berikut ini:

1. Faktor bawaan

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa IQ seseorang sangat berhubungan erat dan dipengaruhi oleh hubungan keluarga.

Salah satu faktanya adalah, saudara kembar memiliki korelasi IQ yang cukup tinggi, yaitu kurang lebih 0,90. Sedangkan saudara jauh atau bukan saudara kandung memiliki korelasi intelegensi yang cukup rendah, yaitu sekitar 0,20.

Sedangkan anak adopsi memiliki tingkat korelasi intelegensi yang cukup tinggi dengan orangtua kandungnya, kurang lebih 0,40 hingga 0,50.

Dari penelitian dan fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan seseorang memiliki korelasi yang kuat dengan keluarga kandungnya, terutama ayah, ibu dan saudara.

Bisa pula dikatakan bahwa ayah dan ibu yang punya tingkat kecerdasan tinggi akan menghasilkan anak-anak yang juga punya kecerdasan tinggi. Begitu juga berlaku sebaliknya.

2. Faktor lingkungan

Kecerdasan yang dimiliki seseorang tidak dapat dipisahkan dari otak. Sebagai bagian dari tubuh manusia, otak tentu membutuhkan nutrisi dari makanan untuk dapat bekerja dengan optimal.

Karenanya, tingkat kecerdasan juga dikatakan punya hubungan yang sangat erat dengan lingkungan yang dalam hal ini adalah makanan.

Makanan dengan gizi yang baik akan mampu memberikan manfaat yang lebih banyak untuk otak. Bahkan terdapat makanan yang secara khusus bisa meningkatkan kemampuan berpikir otak.

Dari fakta inilah dapat disimpulkan bahwa intelegensi seseorang dapat ditingkatkan dengan memilih makanan terbaik.

Selain dari makanan, lingkungan lain yang juga berpengaruh terhadap kecerdasan seseorang adalah rangsangan dari emosional kognitif. Rangsangan emosional dari lingkungan memainkan peran penting dalam peningkatan kecerdasan.

Bahkan penelitian juga membuktikan bahwa tingkat kecerdasan seseorang bisa menurun jika tidak mendapatkan rangsangan atau stimulasi khusus dari lingkungan sekitar, terutama di awal kehidupan.

Baca Juga : Pengertian Sensasi dan Persepsi

Skeels dan Skodak dalam sebuah studi longitudinal yang ditulisnya, menemukan bahwa anak-anak yang dibesarkan di lingkungan yang terganggu, keras serta kurang memberikan semangat akan memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah.

Sedangkan anak yang dibesarkan di lingkungan yang mendukung rasa percaya diri, peduli dan hangat memiliki intelegensi yang lebih bagus.

Sementara itu, Zanojc juga mengadakan penelitian dan menemukan fakta bahwa anak pertama umumnya punya kecerdasan yang lebih dibandingkan adik-adiknya.

Hal itu dikarenakan anak pertama dikelilingi orang-orang dewasa dalam waktu yang cukup lama dan itu adalah lingkungan yang mampu membentuk kecerdasannya dengan lebih baik.

3. Faktor stabilitas intelegensi dan IQ

Meski kecerdasan tidak sama dengan IQ, namun secara umum keduanya mengacu pada konsep umum individu dengan kemampuan tertentu. Istilah IQ digunakan untuk menyebut hasil tes kecerdasan tertentu dan bisa dinyatakan dalam angka.

Stabilitas intelegensi atau kecerdasan mengacu pada kemampuan atau keterampilan seseorang yang sangat dipengaruhi oleh perkembangan otak secara organik.

Pada teori tahap perkembangan otak, masa pertumbuhan otak berlangsung selama 20 tahun. Selama waktu itu, tingkat kecerdasan seseorang akan terus meningkat dan selanjutnya akan menurun.

Sementara itu, IQ mengacu pada kecerdasan yang tidak dipengaruhi oleh perubahan fisik maupun pertambahan usia.

Artinya, seseorang yang dinyatakan memiliki IQ tinggi di usia muda akan tetap disebut sebagai orang dengan IQ tinggi meski usianya sudah menua. Intelegensi seseorang sangat bergantung pada IQ tersebut.

4. Faktor kematangan seseorang

Faktor selanjutnya yang memengaruhi intelegensi adalah pertumbuhan atau kematangan. Lagi-lagi hal ini dikarenakan kecerdasan tidak bersifat tetap atau statis.

Intelegensi berkaitan dengan kecerdasan secara teoritis serta tidak dinilai sebatas pengetahuan yang dimiliki seseorang.

Kecerdasan juga berhubungan dengan emosi seseorang dan dipengaruhi oleh keterampilan serta perkembangan fisik.

Hingga akhirnya, kecerdasan dikatakan sebagai suatu yang bisa meningkat seiring matangnya pemikiran seseorang dan semakin banyaknya pengalaman yang dimiliki.

Beberapa Hal yang Berhubungan dengan Intelegensi

Intelegensi selain dipengaruhi oleh beberapa faktor juga berhubungan dengan beberapa hal lain. Hal-hal yang berhubungan dengan kecerdasan masih seputar keahlian atau kemampuan melakukan sesuatu, mulai dari pekerjaan atau respon terhadap situasi. Inilah beberapa hal yang berhubungan dengan intelegensi:

1. Prestasi

Berbicara tentang intelegensi atau kecerdasan, topik tentang prestasi juga tak pernah ketinggalan. Pasalnya kedua hal tersebut sering saling dikaitkan dan disebut punya hubungan yang kuat.

Seseorang yang punya intelegensi tinggi dikatakan lebih mampu menghasilkan prestasi daripada mereka yang punya intelegensi rendah.

Baca Juga : Sejarah Psikologi dan Aliran Dalam Psikologi

Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah. Namun faktanya masih banyak terdapat kesalahan dalam pemahaman tentang hubungan kecerdasan dan prestasi.

Contohnya, seseorang dengan kecerdasan logika-matematik lebih sering dianggap berprestasi daripada seseorang dengan kecerdasan kinestetik tubuh.

2. Kreativitas

Kecerdasan juga punya kaitan penting dengan kreativitas. Seseorang dengan kecerdasan tinggi pada bidang tertentu akan lebih mampu berpikir dan menghasilkan kreativitas pada bidang  tersebut.

Contohnya, seseorang yang punya kecerdasan dalam bermusik akan lebih bisa menghasilkan karya berupa lagu.

Mengapa intelegensi berhubungan dengan kreativitas? Karena kecerdasan akan membuat otak mampu berpikir lebih jauh, tidak sekadar menerima kondisi yang sudah ada.

Dari cara berpikir yang demikian, seseorang jadi lebih mampu menghasilkan solusi yang lebih kreatif sesuai jenis kecerdasannya.

3. Emosi

Tingkat kecerdasan yang dimiliki seseorang membawa pengaruh pada emosi dan caranya dalam mengelola emosi.

Hal ini dapat ditemui terutama pada seseorang yang punya kecerdasan emosional lebih dominan. Seseorang tersebut akan lebih bisa mengelola emosinya sendiri.

Selain punya kemampuan yang bagus dalam mengelola emosi sendiri, seseorang dengan kecerdasan emosional juga bisa lebih mudah memahami emosi orang lain.

Dengan begitu, orang tersebut akan lebih bisa bersimpati bahkan berempati pada perasaan dan keadaan orang lain.

4. Sudut Pandang

Kecerdasan seseorang yang berkaitan dengan kemampuannya dalam menghadapi situasi tertentu bisa menghasilkan sudut pandang tertentu.

Contohnya, seseorang yang cenderung dominan dalam bidang seni mampu melihat keindahan yang tidak bisa dilihat dari sudut pandang orang lain.

Begitu juga dengan jenis kecerdasan lain yang bisa membuat seseorang punya sudut pandang berbeda. Namun di sisi lain, sudut pandang yang berbeda itu bisa terlihat sebagai suatu hal yang salah.

Oleh karena itu, penting bagi semua orang untuk bisa memahami sudut pandang orang lain agar tidak selalu melihatnya sebagai sebuah kesalahan.

Daftar Pustaka

https://www.gramedia.com/best-seller/intelegensi/ (diakses pada 13 Desember 2023, pada pukul 12.21 WIB)
https://www.liputan6.com/hot/read/5349028/intelegensi-adalah-kecerdasan-berikut-faktor-yang-mempengaruhinya (diakses pada 13 Desember 2023, pada pukul 12.39 WIB)
https://deepublishstore.com/blog/intelegensia/ (diakses pada 13 Desember 2023, pada pukul 12.32 WIB)

 

Moch Dzikry Nur Alam Teori itu mudah, tapi praktek cukup sulit untuk dilakukan. Terkadang rasa malas dapat menghambat kita dalam mencapai suatu tujuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *